Translate

Rabu, 10 September 2014

10 KISAH DIBALIK SEBUAH SEJARAH BAND KELAS DUNIA

Kisah dibalik sebuah sejarah tentunya sangat mengesankan. Dalam sejarah musik rock, banyak situasi tak disengaja yang kemudian melahirkan legenda. Dan dibalik legenda itu tentunya ada cerita yang jarang terungkap. Namun terpikirkah oleh kita bahwa dibalik lahirnya sebuah legenda, ada moment dimana legenda itu bisa saja tidak pernah ada. Inilah beberapa kisah dimana 'moments that nearly destroyed rock.'
1. Seandainya Keith Richards Langsung Tertidur



Pada tahun 1965 Rolling Stones mencetak hit single bertajuk “Satisfaction.” Tapi tak banyak yang tahu kalau gitaris Keith Richards hampir tidak dapat menyelesaikan lagunya. Suatu pagi saat tur di Florida, Keith baru saja pulang ke motel dengan membawa ide lagu. Dengan gitar dia kemudian merekam sebuah riff. Karena teler, mungkin ngantuk, Keith ketiduran.

Ketika terbangun dan memutar kembali hasil rekaman, Keith Richards menemukan hanya ada sebait riff dan selanjutnya selama 45 menit pita rekaman hanya berisi dengkuran. Tapi itu cukup baginya untuk menunjukkan rekaman itu kepada Mick Jagger, yang kemudian menyelesaikan lagu itu.

Seandainya saja, saat pulang ke motel Keith langsung tertidur dan lupa merekam riff gitar itu, mungkin dunia tak akan pernah mendengar lagu legendaris “Satisfaction.”
2. Seandainya Slash Lolos Audisi Poison


Pada pertengahan 80-an, Slash memutuskan keluar dari band Hollywood Rose (cikal bakal Guns N Roses) dan ikut audisi didepan Bret Michaels untuk menjadi gitaris Poison. Slash lolos.

Dalam wawancaranya dengan Classic Rock Revisited pada 2010, Slash mengungkapkan, dia sudah memutuskan bergabung dengan Poison, namun akhirnya menarik diri karena menolak mengunakan make-up saat manggung. Posisi Slash kemudian diambil alih .C.C. Deville.

Dan bisa dibayangkan, seandainya Slash jadi bergabung dengan Poison, mungkin nama Guns N Roses tidak akan sebesar saat ini. Atau malah mungkin Poison yang jadi ikon rock n roll.
3. Seandainya Nikki Sixx Tidak Bangkit Lagi

Pada 23 Desember 1987, Motley Crue hampir saja bubar karena salah satu pendirinya, bassis Nikki Sixx meninggal dunia karena over dosis. Namun Sixx yang secara medis sudah dianggap meninggal itu ternyata bangkit kembali.

Pasca 'kebangkitan' Nikki Sixx, Motley Crue kemudian merilis sebuah album yang menuai sukses besar di jagad musik rock dan membawa nama mereka menjadi kian meraksasa, “Dr. Feelgood.”

Setelah era kejayaan Motley Crue, nama Nikki masih menjulang bersama band barunya Sixx: A.M, kemudian menjadi host radio terkenal, penulis buku, dan fotografer.

“I am extremely grateful to be able to look back over these last 25 years and have all the memories that would of otherwise gone down in flames,” kata Nikki. Bayangkan jika Nikki Sixx benar-benar tidak bangkit.

4. Seandainya Tony Iommi Tak Kehilangan Dua Ujung Jari.


Karir musik Tony Iommi hampir berakhir cepat. Di usia 17 tahun, Iommi kecelakaan di pabrik yang mengakibatkan hilangnya ujung jari tengah dan jari manis tangan kanannya.

Namun setelah sembuh dari luka, Iommi tak putus asa dalam bermain gitar. Dia kemudian menggunakan gitar yang disesuaikan dengan kondisi cacat jarinya, dengan seteman down-tuned string untuk memudahkan permainannya. Dan cara bermain gitar seperti itu kemudian hari menciptakan signature-sound untuk Black Sabbath.

Rupanya, kecelakaan tragis Tony Iommi ternyata menjadi berkat buat musik heavy metal. Mungkin kalau Iommi mengalami kecelakaan lebih buruk, kita tak akan pernah mendengar raungan gitar ala Black Sabbath. Dan bisa jadi band itu tak pernah ada.
5. Seandainya John Frusciante Tidak Kembali


Menyusul kematian tragis gitaris Hillel Slovak, Red Hot Chili Peppers merekrut John Frusciante sebagai gitaris baru. Frusciante berkontribusi untuk album ‘Mother’s Milk’ dan ‘Blood Sugar Sex Magik.’ dua album yang mengfhantar nama RHCP ke tinggat tertinggi di jagad musik. Namun tak lama setelah kesuksesan itu Frusciante hengkang. Dia kemudian digantikan Dave Navaro dan RHCP merilis album 'One Hot Minute' yang gagal. Thankfully, Frusciante bergabung kembali dengan group pada 1998 dan RHCP merilis 'Californication', dilanjutkan 'By the Way' dan 'Stadium Arcadium.'

Tak bisa disangkal John Frusciante adalah salah satu titik popularitas RHCP. Bayangkan jika Friusciante tidak kembali bersama RHCP. Mungkin nama band itu hanya jadi kenangan.
6. Seandainya Maynard James Keenan Tetap Menjadi Interrior Designer


Banyak rocker pindah ke California agar bisa menjadi terkenal. Namun Maynard James Keenan justru pindah ke Los Angeles karena lebih tertarik dengan mengejar karir di bidang desain interior, set dekorasi dan konstruksi.

Keenan yang berasal dari Ohio dan menempuh pendidikan di Kendall College of Art and Design, Grand Rapids, Michigan. Tapi sebelum menempuh pendidikan design, dia pernah menjadi tentara dan menekuni pendidikan di West Point Prep School. Dia mendapatkan nickname Maynard semasa bertugas sebagai US Army.

Saat tiba di LA dan mulai berkarir di bidang design interrior itu, untungnya Keenan bertemu gitaris Adam Jones dalam sebuah pesta dan mereka kemudian sepakat untuk nge-band bareng dalam sebuah group yang akan jadi cikal bakal Tool.

Bayangkan kalau Keenan tetap berkarir sebagai interior-designer atau bahkan tetap menjadi tentara, tentunya dia tak akan pernah menjadi vokalis rock papan atas bersama Tool dan A Perfect Circle.
7. Seandainya John Lennon Tidak Meminta Maaf


Pada tahun 1966, John Lennon, dalam sebuah wawancara dengan London Evening Standard, berbicara tentang keyakinannya bahwa agama Kristen sedang sekarat, bahkan dia mengatakan tentang The Beatles, “We’re more popular than Jesus now.”

Di Amerika, kutipan ini diambil di luar konteks, sehingga memicu reaksi besar yang berpusat di Alabama, di mana dua disc jockey radio memulai boikot The Beatles dengan membakar plat rekaman mereka.

Insiden ini bisa menghancurkan karir grup rock paling penting sepanjang waktu - tetapi untungnya kehebohan bisa berakhir setelah Lennon mengklarifikasi pernyataannya dan meminta maaf dalam sebuah konferensi pers.
8. Seandainya Randy Rhoads Tidak Ikut Audisi


Ozzy Osbourne adalah salah satu punggawa metal paling berpengaruh sepanjang masa, namun pada akhir tahun 1979 mantan vokalis Black Sabbath ini menganggur, bangkrut dan mencoba solo karir.

Selama audisi untuk band barunya, seorang bernama Randy Rhoads. Gitaris yang bukan penggemar Sabbath, Rhoads bahkan tidak ingin ikut audisi, dia melakukannya hanya atas desakan dari seorang teman.

Dalam audisi Rhoads hanya memainkan beberapa riff sebagai pemanasan namun Ozzy Osbourne langsung tergila-gila. Tanpa pikir panjang Ozzy langsung merekrut Rhoads. Sulit dibayangkan karir solo Ozzy Osbourne apakah akan cermerlang seperti sekarang jika tanpa kehadiran Randy Rhoads.
9. Seandainya Tidak Ada Nasihat Ibunda Grohl


Ketika Grohl bertemu Cobain dan bassist Krist Novaselic, ia sedang tur dengan teman-temannya di band hardcore Scream. Kurt dan Krist memintanya untuk bergabung dengan grup mereka,. Namun Dave tak segera mengiyakan permintaan itu. Dia menemui ibunya untuk meminta nasihat. "Ibu mengatakan kepada saya ada saat-saat dalam hidup ketika kita harus melakukan apa yang terbaik untuk diri sendiri," kata Grohl dalam wawancaranya bersama Guardian. Berkat pesan ibu itu, Dave Grohl memutuskan bergabung dengan Nirvana.

Kita tidak pernah tahu apakah Nirvana akan sebesar ini tanpa Grohl, apakah album 'Nevermind' akan meledak tanpa Grohl. Tanpa saran dari Ibunda Grohl, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi kemudian.
10. Seandainya eddie dan alex tidak mencuri kesempatan.


eddie awalnya bermain drum dan alek bermain gitar tanpa sepengetahuan masing2, eddie curi2 kesempatan bermain gitar begitupun sebaliknya alex curi2 kesempatan bermain drum
seandainya eddie van halen dan alex van halen sama2 tidak saling curi kesempatan, mungkin gak kan pernah ada tehnik two handed tapping yang di populerkan eddie van hallen dan mungkin van halen gak akan pernah menjadi band legend

Tidak ada komentar:

Posting Komentar